INFORMASI :

SELAMAT DATANG DI WEB ONLINE PEMERINTAH DESA TAMBAKREJO KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

Ngunduh Mantu, Disambut Dengan Tradisi Kompangan

Ngunduh Mantu, Disambut Dengan Tradisi Kompangan

Ngunduh Mantu, Disambut Dengan Tradisi Kompangan

TAMBAKREJO, Kebumen,- Ditengah wabah pandemi covid 19, seakan menggerus sebagian tradisi yang selama ini tumbuh subur ditengah masyarakat Kebumen. Akan tetapi, seiring pelonggaran kegiatan sosial kemasyarakatan oleh pemerintah, tradisi tradisi tersebut, kini mulai kembali bangkit. 

Salah satunya tradisi Kompangan, yang mana tradisi ini, biasanya tidak pernah absen setiap menyambut kedatangan pengantin baru di rumah mempelai pria, atau dalam bahasa lain disebut Ngunduh Mantu. Pengantin baru dan keluarga dari mempelai wanita disambut dengan alunan musik rebana, yang dibawakan bersama Sholawat Nabi. 

Seperti halnya pada acara ngunduh mantu yang berlangsung di Desa Tambakrejo Kecamatan Buluspesantren Minggu, 6 Juni 2021, tradisi itu kembali dihidupkan. Acara pun pada akhirnya berlangsung dengan meriah, meskipun dibalut dengan kesederhanaan. 

Salah satu orang yang masih setia melestarikan tradisi Kompangan Samakun (65) mengaku mempertahankan tradisi ini, dikarenakan memiliki kebanggaan tersendiri. Meskipun tidak dipungkiri, pada saat covid 19 merebak, dirinya dan anggota lainnya harus menggantungkan rebananya dikarenakan tidak adanya hajatan di masyarakat. 

Meskipun demikian, pada saat itu dirinya tetap giat berlatih, ditengah kesibukan menjadi seorang petani. Hal tersebut dilakukan agar, ketika menabuh rebana tersebut bisa tetap kompak bersama dengan anggota yang lainnya. 

" Ya memang kemarin pas awal covid 19 melanda otomatis sepi job, dan alhamdulillah saat ini bisa kembali memainkan rebana bersama dengan teman teman di hajatan," Ujarnya. 

Dikatakan, musik yang dimainkan juga cukup sederhana, dan siapapun dipastikan bisa memainkannya asal mau dan giat berlatih. Menurutnya dengan alunan nada dari Kompangan tersebut bisa menambah suka cita di tengah keluarga yang memiliki hajat. 

Akan tetapi dikatakannya, saat ini yang masih eksis memainkannya hanya dari kalangan orang tua saja, dan sepertinya generasi muda belum mau melanjutkan tradisi ini. Untuk itu dirinya berharap, kedepan agar ada generasi penerus, yang mau melanjutkan dan melestarikan tradisi ini. 

" Saat ini, hanya orang tua saja yang ada di tradisi Kompangan ini, para anak muda sepertinya belum mau, dan harapan kedepan ya agar agar ada generasi penerus," Ucapnya. 

Sementara itu Farid dan mekar yang merupakan pengantin baru mengungkapkan rasa kagumnya pada tradisi Kompangan tersebut. Menurut mereka, tradisi ini bisa menjadi sebuah kenangan di kemudian hari. 

Mereka juga berharap, agar tradisi Kompangan tersebut bisa tetap dipertahankan dan terus lestari dan disukai oleh para generasi muda. 

" Awalnya si kaget, begitu tiba langsung disambut dengan musik rebana, akan tetapi menjadi cukup meriah," Ungkapnya.

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Berita Terkait